Minggu, 29 Mei 2011

Curcolwati dari seorang ade tentang kehidupannya yang menuntutnya dewasa sebelum waktunya


Pagi ini seseorang yang aku anggap ade dan mengenalnya ketika dia PKL dikantorku tahun lalu, mengirimkan notes yang hanya ditag ke aku, yang intinya dia meminta nasihat seorang kakak atas kegalauannya dalam menghadapi tuntutan kehidupan yang mengharuskan dia menjadi dewasa di umurnya yang baru 17 tahun.


Dan inilah curcolwatinya di notes FB dan khusus di tag untukku:

Entah kenapa saya merasa semuanya datang terlalu cepat. Ingin beli pen tablet, tidak lama kemudian dibelikan. Ingin les bahasa Inggris, tidak lama kemudian ada yang membiayai. Ingin dapat pekerjaan, tidak lama kemudian datanglah kesempatan itu.

Tapi, itu kan baru sekadar keinginan, baru rencana. Semuanya datang lebih cepat dari perkiraan & lebih mudah daripada bayangan saya. Tanggung jawab dan gaji profesional ini saya rasa terlalu cepat menghampiri. Saya masih 17 tahun, bahkan masih berstatus siswa. Saya memang bercita-cita besar, namun mental saya belum siap. Agak menyesal juga saya menerima pekerjaan sehari setelah ditelpon. Seharusnya, tunggu semua urusan sekolah selesai dulu. Hm...yah, percuma mengeluh. Anggap saja bonus. Kalau kata Mama sih, artinya kita ditakdirkan jadi orang besar jika masih muda diberi tantangan sebesar itu. Pekerjaannya memang tidak sulit, namun saya harus memiliki kecepatan dan stamina ekstra untuk lembur setiap hari.

Mungkin memang tidak seburuk itu jika sudah terbiasa. Kehidupan memaksa saya untuk jadi orang dewasa lebih cepat. Padahal saya masih ingin menghabiskan waktu untuk nonton kartun, tidur tepat waktu, diberi susu setiap pagi dan malam, diajak jalan-jalan setiap hari minggu, main sepeda keliling komplek, dibelikan es krim...wow, childhood never die.

Banyak orang mentertawakan saya, atas setiap tindakan yang saya ambil.
"Buat apa kamu kuliah lagi kalau sudah dapat kerja?"
"Ya sudahlah, kamu kerja saja, gak perlu sekolah lagi."
"Apa ini? Ada anak kecil udah kerja."
"Hahaha, mbok ya kalo masih sekolah gak usah kerja toh."

Halo? Dunia sudah berubah. Tanpa pendidikan, kerja seperti apapun pasti akan tertinggal jauh. Tanpa pendidikan, kapan kita bisa naik derajat? Tanpa pekerjaan, mau biayain pendidikan pakai apa? Bulu ketek? We have to move faster kalo gak mau masa tuanya dipenuhi penyesalan. We have to move faster kalau ingin cepat sukses.

But, saya belum siap mental untuk mengatasi emosi ke-ABG-an saya. Semuanya datang terlalu cepat. Saya belum tahu apa-apa mengenai kehidupan sebenarnya. Saya sedang berusaha keras mempersiapkan mental, padahal saya sedang dalam kecepatan tinggi. Semuanya jauh dari perkiraan. Ternyata tantangannya lebih berat daripada bayangan saya, ternyata bayarannya jauh lebih besar daripada yang saya pikirkan.

Hmmm...wish me luck aja deh.

Dan ini komenku untuknya di Fb juga :


hahahahahhahahahhaha aku ketawa ni sebenarnya ga ada advices apa2 de cuma bisa bilang : Congrat n u can do it....

Gini rina, msh byk org diluar sana yg sampai umur tua bgt mungkin susah dapat uang pdhl udah punya kerjaan... klo rina dpt semua yg rina mau dlm wkt cpt bearti ALLAH lg kasih ujian sm rina bkn hny kasih keberkahan. Nah bgmn skrg kita bisa melewati ujian itu. salah satunya dg cara melakukan pekerjaan itu dg baik (menjaga amanah yang tlh diberikan org kpd kita, tdk mengecewakan). 

Mi yakin Rina mampu dg umur yg msh 17 th, Rina cukup dewasa jgn dikira umur tua itu pasti dewasa dan bertanggung jawab, ga juga loh.... 

So, sekarang selalu bersyukur ya De, jangan tinggalkan sholat, ttp patuhi ortu jgn krn sdh pny uang ortu dibelakangi larangan maupun perintahnya.. dan tetap mjd Rina yg mi kenal tnp hrs merubah mjd tua sblm wkt nya kec kedewasaan yang bertambah... sekali lagi selamat dan doaku sll mengirimu de.... (oia kerja dmn jdnya dptnya de?) 

* Hmm  cuma rasa syukur slalu yang harus kita tingkatkan karena berkah Nya begitu besar pada kita.. "Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan, Ar-Rahman"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar